Ketika NLP dikenalkan sebagai ilmu untuk pengembangan diri manusia, NLP meletakkan fondasi dasarnya dalam 4 pilar penting yang menjadi Attitude bagi setiap praktisi, yaitu:
- Outcome
- Sensory Acuity
- Behavior Flexibility
- Rapport
Outcome (Hasil Dari Sebuah Tindakan)
Praktisi dituntut untuk mengenali hasil dari setiap tindakan yang sedang berlangsung, dengan mengenali outcome yang akan terjadi membantu setiap praktisi berada pada jalur/ track yang tepat menuju target yang diinginkan.
Sensory Acuity (Kepekaan Indrawi)
Setiap manusia memiliki Indra (Penglihatan, Pendengaran, Penciuman, Perasa, Pengecapan) sebagai modal dasar dalam merekam informsi dari luar dan masuk ke dalam otak manusia. Kepekaan indrawi menjadi penting dan dijadikan sebuah attitude bagi praktisi karena dengan begitu manusia mampu mengenal dan merespon lebih baik terhadap situasi yang terjadi.
Behavior Flexibility (Perilaku yang Fleksibel)
Mengacu pada fleksibilitas dalam mencapai suatu tujuan, tidak terpaku pada satu hal, tetapi membuka berbagai macam opsi/pilihan yang membuat pencapaian tujuan menjadi lebih mudah.
Rapport
Rapport dalam NLP merupakan suatu kondisi dimana terjadinya “Unconscious Responsiveness”, yaitu suatu kondisi terciptanya kenyamanan/sinkronisasi pada tingkatan “Unconscious” baik pada diri sendiri atau dengan orang lain. dengan kata lain Rapport bisa diartikan sebagai “connectedness” (keterhubungan).
Keempat Pilar ini menjadi suatu pedoman perilaku yang sangat penting bagi praktisi, karena seluruh metodologi dan teknik – teknik dalam NLP tidak akan berkerja secara optimal jika tidak berlandasan pada 4 pilar ini.