Neuro Linguistic Programming yang disingkat NLP menjadi salah satu keilmuan dalam pengembangan diri. Melengkapi dari artikel sebelumnya tentang definisi dan manfaat NLP. Kali ini saya akan membahas lebih detail tentang NLP. NLP merupakan singkatan dari Neuro Linguistic Programming. Sering sekali di Indonesia diterjemahkan menjadi “Bahasa Pemograman Otak”. Walaupun sebenarnya kurang tepat terjemahaan ini, tetapi ini cukup menjelaskan maksud dari NLP. Tujuan dasar dari NLP sendiri adalah untuk perubahan manusia. Dan untuk perubahan yang efektif maka yang diubah adalah “otak”nya.
NLP terdiri dari 3 kata yaitu Neuro, Linguistic dan Programming. Setiap unsur memiliki maknanya sendiri.
N ( Neuro).
Neuro mengacu pada sistem saraf manusia, bagaimana manusia merekam pengalamannya dari panca indera (Penglihatan, Pendengaran, Rasa, Penciuman, Pengecapan) yang kemudian disimpan dalam otak.
Yang disimpan dalam otak kita sudah menjadi suatu gambar, suara dan rasa. Perlu diketahui proses awal ini adalah proses alamiah. Terjadi secara otomatis dan berlangsung secara cepat tanpa perlu disadari. Rekaman pengalaman ini pada proses awal tidak memiliki nilai atau makna. Jadi ini adalah proses murni bagaimana kita merekam setiap hal dalam hidup kita.
Pemaknaan terhadap pengalaman baru terjadi setelah melalui proses programming.
L (Linguistic)
Linguistic dalam NLP mengacu pada peta internal manusia. Peta internal kita mengadung banyak hal seperti persepsi, opini, keyakinan, pengalaman, program dasar, dan citra diri. Peta internal ini merupakan landasan kita dalam kita berperilaku atau merespon terhadap sesuatu. Teknik-teknik NLP ditujukan untuk merubah sisi ini.
P (Programming)
Programming dalam NLP mengacu tentang proses bagaimana N menjadi L. Dalam proses kita merekam pengalaman kita terjadi berbagai macam proses untuk memaknai suatu pengalaman itu positif atau negatif. Proses pemograman menjelaskan bagaimana proses filter suatu informasi dalam diri kita.
Dari sini kita dapat melihat bahwa NLP sesuai dengan yang dijelaskan oleh Richard Bandler sebagai Studi tentang pengalaman subjektif seseorang. Dengan kita mempelajari pengalaman subjektif seseorang maka kita dapat menemukan bagaimana seseorang berperilaku dan merespon terhadap sesuatu. Setelah kita memahami bagaiamana cara kerja pikirannya maka selanjutnya kita juga akan paham bagaimana merubah respon atau perilaku tersebut.
Dalam mempelajari mengenali pikiran seseorang bukanlah yang mudah. Banyak hal yang perlu diperhatikan, karena kita berbicara tentang pikiran manusia yang kompleks. Oleh karena itu NLP memberikan methodology.
Prinsipnya sederhana, jika kita ingin merubah seseorang maka kita harus mengenali terlebih dahulu tentang dirinya. Dengan prinsip seperti ini maka kita dapat menetukan langkah strategisnya.
lanjut baca artikel langkah strategis mempraktekan NLP
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.